'/> Tari Mancanegara Non-Asia -->

Info Populer 2022

Tari Mancanegara Non-Asia

Tari Mancanegara Non-Asia
Tari Mancanegara Non-Asia
Perkembangan Tari Mancanegara Non-Asia

Perkembangan seni tari tidak hanya terjadi di Nusantara. Akan tetapi, tarian-tarian mancanegara pun mengalami perkembangan yang pesat, di antaranya tarian negara non-Asia.

Beragam jenis dan bentuk dengan tema yang majemuk telah tercipta, di antaranya dengan terciptanya tarian tunggal dan tari kelompok mancanegara.

Tari Mancanegara

Pada awalnya, tari lahir di tengah kehidupan insan merupakan wujud respons atas desakan kebutuhan hidup manusia.

Di negara mana pun di dunia, sebuah tari eksis, dan tumbuh alasannya yakni adanya kebutuhan masyarakat dengan bukti diri dan keunikan tersendiri akhir adanya kultur yang berbeda antarnegara itu sendiri. Selain alasannya yakni dipisahkan oleh ruang dan waktu, perbedaan kultur memang terbentuk alasannya yakni faktor adat istiadat atau kudang keringasaan masyarakat di aneka macam negara.

Awalnya, kudang keringasaan bukan merupakan janji tertulis, tetapi tumbuh di bawah sadar yang lambat laun disepakati sebagai norma alasannya yakni diakui sebagai kebenaran yang diterima tiruana pihak.

Hal itu dipengaruhi oleh adanya fatwa hidup kerohanian insan terhadap Tuhan sebagai paham
kepercayaan dan agama yang dianutnya. juga prinsip terhadap cara pandang masyarakatnya.

Kultur negara rumpun Asia akan berbeda dengan kultur rumpun dari benua Afrika, Amerika, atau Eropa. Cara berpikir yang dianut akan membuat sebuah rujukan kudang keringasaan adat istiadat dan norma yang berbeda satu sama lain. Sama halnya dengan wujud kebebasan, cara berpikir dan paham bangsa dari barat pada karya seni, menyerupai seni tarinya. Tari sebagai media ungkap timbul dari gagasan mereka yang diilhami liberalisme.

Karya tari diwujudkan dengan kebebasan ekspresi, dalam bentuk ekspresi, desain gerak, gagasan, bentuk sajian, dan aneka macam aspek pendukung sebuah karya tari. Hal tersebut diungkapkan dengan bentuk yang seluas-luasnya, eksplorasi gerak yang menghasilkan repertoar (kumpulan atau perbendaharaan) gerak tanpa hukum baku. Hal itu menumbuhkan ludang keringh banyak tari tradisi daripada tarian klasik.

Secara kontekstual, tarian merupakan media mengungkapkan gagasan dalam memberikan sebuah bentuk komentar, kritik, dan sikap dengan bahasa gerak. Misalnya, pada sebuah karya tari modern. Dalam tarian tersebut digambarkan sedikit bahasa verbal. Bagi bangsa timur yang menjunjung tinggi susila sopan santun dalam norma kemasyarakatan dan keagamaan, hal itu menjadi sebuah sajian yang harus disikapi secara dewasa. Namun, bagi bangsa lain, hal itu tidak tabu atau melanggar adat dan norma mereka.

Akan tetapi, dengan mengapresiasi ludang keringh banyak tari dari negara lain, keuntungannya yakni untuk meningkatkan wawasan dengan memandang budaya yang tiba tersebut dari disiplin ilmu seni yang universal.

Keunikan tersebut berbeda dengan jenis tari yang tumbuh di wilayah timur (Asia). Tari tumbuh dan berkembang sama dengan adat istiadat dan kultur budaya yang khas. Menjunjung tinggi norma-norma mengakibatkan karya tari sebagai wujud karya seni yang sama dengan sifat dan sikap manusianya.

Advertisement

Iklan Sidebar