'/> Ciri-Ciri / Kriteria Tari Nonetnik -->

Info Populer 2022

Ciri-Ciri / Kriteria Tari Nonetnik

Ciri-Ciri / Kriteria Tari Nonetnik
Ciri-Ciri / Kriteria Tari Nonetnik
Berdasarkan contoh garapannya, sebuah karya seni tari sanggup dibedakan ke dalam tari yang berpijak pada tari tradisional tempat masing-masing dan tarian yang digarap tanpa berpijak pada sumber tari tradisi.

Untuk membedakan keduanya secara jelas, mungkin memperringan dan sepele. Akan tetapi, kalau kita mengembalikan pada prinsip bentuk seni dan aspek pembentuk sebuah karya seni tari, mungkin dari sekian ribu judul tari dan bentuk tariannya akan terpecah-pecah menjadi beberapa kategori.

Benarkah itu yaitu tari tradisi? Apakah yang ini tari nonetnik?

Tari nonetnik mempunyai kriteria-kriteria tertentu, yaitu sebagai memberikankut.

1.   Ludang kecepeh mengutamakan repertoar contoh gerak hasil eksplorasi;
2.   Makna atau pesan dari tarian sebagai ungkapan lisan pribadi;
3.   Menunjukkan kebebasan kreativitas secara koreografi;
4.   Tidak memperlihatkan keterangan diri kultural.

Pada pertengahan 1971, Didik Nini Thowok berhasil membuat koreografi tari sendiri, yang dimemberikannya judul Tari Persembahan, yang merupakan adonan gerak tari Bali dan tari Jawa. Inilah tarian pertama yang diciptakan Didik dan menjadi awal dari sekian banyak ciptaan tari yang telah diciptakannya.

Tari nonetnik, kalau dijabarkan menurut arti kata, yaitu ungkapan lisan jiwa insan melalui media gerak dan ritme. Nonetnik berarti bukan termasuk jenis tari yang mentradisi, bukan termasuk jenis tari yang kehidupannya menjadi lekat dengan budbahasa istiadat masyarakatnya. Misalnya, tari yang
berfungsi upacara dan bersifat sosial kemasyarakatan yang terang memperlihatkan keterangan diri masyarakat yang berbudaya.

Tari nonetnik sanggup tiba setiap saat. Tapi nonetnik tidak bergantung kepada sebuah ikatan, atau keharusan, atau peraturan tertentu yang disepakati bersama dengan lingkungan sosial budayanya. Kapan pun orang ingin menyajikannya, tidak ada larangan untuk itu. Selama penyajiannya menerima
izin, tidak mengganggu ketenangan umum, maka tari nonetnik sanggup tiba di mana pun.

Fenomena menjamurnya tari ciptaan nonetnik ini dilatarbelakangi pula oleh adanya faktor "ekonomi". Oleh alasannya yaitu itu, knorma dan sopan santun tiruana persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak ringan dan sepele diperoleh, maka kompetensi individu melahirkan aneka macam bentuk keterampilan dan kreativitas dengan pandangan gres inovatif yang menjadi modal dalam memperoleh sisi finansial bagi pelaku seni di dunia entertainment.

Banyak orang menyebut tari nonetnik dengan beberapa sebutan, menyerupai Modern Dance, Tari Kontemporer, Tari Latar, Komposisi Tari.

Semua sebutan itu memperlihatkan sebuah karya seni tari yang baru, sesuai dengan zaman. Adapun sifatnya berbau modern alasannya yaitu menampilkan sajian tari yang menonjolkan bentuk baru. Namun, bagaimanakah tarian yang tumbuh di masyarakat, apakah tarian berpola garapan nonetnik ini masih menggunakan prinsip dasar seni dan unsur serta kaidah-kaidah pembentuk sebuah karya seni?

Para penari yang bergerak lincah mengikuti irama musik di belakang salah seorang penyanyi sering disebut penari latar. Entah siapa yang mulai menggunakan sebutan itu, tetapi semakin usang menjadi sebutan lazim bagi penari yang bergerak mengikuti irama dari lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi. Istilah penari latar sanggup disebutkan sebagai istilah untuk penari yang mengiringi penyanyi. Gerakan penari yang menari di belakang penyanyi didesain harmoni dengan syair lagu, atau gerakan tari hanya didesain berdasar irama lagu. Gerak tari membutuhkan dinamika gerak dan gerak merupakan media dalam mengungkapan lisan jiwa. 

Advertisement

Iklan Sidebar